SUMATERA Utara (Sumut) siap menjadi tuan rumah Women-20 (W-20) yang akan berlangsung di Danau Toba Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, 19 sampai 22 Juli 2022.
Gubernur Sumut, Edy Rahyamadi meminta pihak penyelenggara, Chairwoman W-20, untuk melakukan persiapan dengan baik dalam kegiatan yang akan dihadiri delegasi negara itu.
“Ada dua yang harus kita persiapkan, momen yang besar, momen internasional. Tanpa ini, sulit untuk mengundang orang-orang setingkat internasional datang ke Sumatera Utara,” sebut Edy dalam jumpa pers persiapan W-20 di Pelataran Upacara Kantor Gubernur Sumut, Rabu (15/6/2022).
Dalam kegiatan W-20, mantan Pangkostrad itu, mengatakan menjadi momen untuk menunjukkan kebesaran Sumatera Utara. Dengan itu, melalui kegiatan Internasional menjadi kebanggaan bagi Sumut sendiri menjadi tuan rumah W-20.
“Dari 34 provinsi, hanya 5 Provinsi salah satunya di Sumatera Utara. Ini perlu kita siapkan kebesaran Sumatera Utara, sehingga pantas dihadiri oleh orang setingkat internasional. Ini kita bicarakan persiapkan,” kata Edy.
Jadikan Women-20 Promosikan Danau Toba
Mantan Ketua Umum PSSI itu, mengatakan W-20 harus disain dengan baik dengan diawali dengan provokator positif pada kegiatan ini. Sehingga bisa berdampak dengan pariwisata di Danau Toba kedepannya.
“Positifnya, promosi mahal harganya dan dunia yang mempromosikan (Danau Toba). Saya berharap W-20 diawali orang terprovokasi dengan positif. Sehingga diperkuat orang-orang berbondong-bondong datang ke Danau Toba,” jelas Edy.
Mantan Pangdam I Bukit Barisan itu, menjelaskan menjadi poin pertama dalam W-20, adalah fisik dan nonfisik. Untuk fisik, dipersiapkan infrastruktur yang baik bagi tamu-tamu yang hadir.
“Fisiknya, infrastruktur yang harus kita persiapkan, salah satu jalan itu menuju kesana. Saya harapkan orang-orang ini lewat jalan darat, menikmati keindahan lokasi-lokasi tersebut, sampai sebelum ke bandara,” kata Edy.
Untuk nonfisik, Edy mengatakan persiapan pertunjukan kebudayaan untuk ditampilkan pada W-20. Ini sebagai wujud dalam memperkenalkan kebudayaan di Sumut kepada mata dunia.
“Ada bangunan yang kita siapkan, ada tempat-tempat kita siapkan. Ini untuk kita lihat untuk ditindaklanjuti. Tidak paling penting nonfisik sangat besar. Ada ulos sejak dia lahir sampai mati ada ciri ulosnya. Orang-orang Sumatera Utara, batak sendiri tak tahu itu. Apa lagi, orang luar. Ini lah budaya harus kita lihat,” pungkas Edy.***