PERSEBAYA Surabaya keberatan setelah terus menerus menjadi penyumbang pemain terbanyak ke Timnas Indonesia berbanding dengan klub-klub Liga 1 2021/2022. Sejauh ini sudah ada enam nama dan akan dipanggil enam lagi masuk pemusatan latihan (training camp).
Presiden Persebaya Surabaya, Azrul Ananda sudah mulai buka suara terkait hal ini. Kondisi ini sebenarnya membuat Persebaya bangga karena pemainnya laris manis.
Satu sisi lain, keadaan ini membuat timpang permainan anak-anak Persebaya karena ketika ada agenda tim nasional, Liga 1 terus berjalan.
“Di satu sisi, kami bangga pemain-pemain muda binaan Persebaya jadi andalan dan selalu jadi pilihan di timnas. Di sisi lain, kami tentu keberatan dan menolak kalau terus menerus pemain kami yang diambil paling banyak,” kata Azrul Ananda, mengutip Kompas.com.
“Ini menunjukkan lemah dan timpangnya sistem sepak bola di Indonesia.”
“Karena mempenalti dan merugikan tim-tim yang justru melakukan investasi dan pembinaan dengan baik. Sementara klub lain dengan mudah mengambil saja pemain-pemain naturalisasi dan minim investasi di pembinaan,” ujarnya.
Baca juga: Prilly Latuconsina Pemilik Persikota Tangerang, Masuk Deretan Artis Pemilik Klub Bola
Persebaya Keberatan, Menyusul Enam Pemain Lagi
Perhelatan Piala AFF 2020 lalu, setidaknya ada empat pemain Persebaya di Timnas Indonesia. Mereka adalah Ernando Ari, Ricky Kammbuaya, Rachmat Irianto, dan Rizky Ridho.
Kemudian FIFA Match Day Januari, Persebaya menyumbang lima nama, antara lain Ernando Ari, Ricky Kammbuaya, Rachmat Irianto, Rizky Ridho, plus Marselino Ferdinan.
Terbaru, menjelang persiapan Piala AFF U-23 2022, kabarnya akan ada enam pemain Persebaya yang mendapat panggilan pemusatan latihan atau training camp (TC).
Persebaya saat ini masih tergolong mampu menambal berbagai lini dengan baik. Tim asuhan Aji Santoso itu terbukti masih berada di papan atas, atau peringkat empat klasemen sementara.
Jika kondisi ini berlangsung terus menerus dan begitu timpang dengan tim lainnya, serta tidak singkron dengan jadwal Liga 1, maka Persebaya yang akan dirugikan.
PSSI harus segera mencari opsi terbaik agar tidak ada pihak yang dirugikan, antara Timnas Indonesia dan klub. Salah satunya adalah menyusun kompetisi yang baik, terutama jadwal liga yang singkron dengan tim nasional.