NCEK.ID – PSMS Medan bantah tunggak gaji dua pemain yang pernah tergabung di Liga 2 musim 2022/2023. Manajemen menegaskan, Liga 2 musim lalu terhenti karena force majeure (keadaan memaksa), dan sudah mencapai kesepakatan dengan pemain yang ada.
Penegasan tersebut diugkapkan Direktur Teknik PT Kinantan Medan Indonesia Andry Mahyar Matondang, mewakili pengelola PSMS Medan, Sabtu (02/09/2023).
“Pembayaran kepada para pemain PSMS Medan di musim lalu tidak mengalami keterlambatan.
“Liga 2 dihentikan karena keadaan darurat (force majeure) oleh PSSI dan PT Liga (Liga Indonesia Baru atau LIB).
“Kami melakukan pertemuan dengan para pemain melalui platform Zoom. Dalam pertemuan tersebut, kami sudah mencapai kesepakatan mengenai penyelesaian pembayaran gaji pemain.” kata Andry.
Andry menyebut, kesepakatan antara manajemen dan pemain terjadi pada saat pembubaran tim PSMS di Liga 2 musim lalu.
Baca juga: Dua Legiun Asing Sudah Datang, PSMS Medan Butuh Dua Pemain Lagi
Saat rapat kesepakatan tersebut, pihaknya sudah menyampaikan di hadapan pemain, termasuk suporter yang hadir dan pelatih Putu Gede, terkait hal yang menjadi tawaran PSMS Medan. Andry megakui saat itu, dua pemain tersebut tidak berkomentar.
Semua pemain telah setuju untuk tidak menuntut PSMS agar membayarkan gaji penuh kepada mereka.
“Sampai dengan bulan tersebut, mereka telah menerima kompensasi dan tiket pulang bagi yang telah tiba di sana. Namun, dua pemain ini memilih untuk tidak menerima kompensasi tersebut dan ingin terus menunggu sampai semuanya terselesaikan.
Baca juga: PT LIB Tinjauan Kelayakan Stadion Teladan, Sinyal PSMS Medan Bisa Bermain Kandang
“Namun, yang cukup mengejutkan, permintaan tersebut tidak mereka ajukan pada saat rapat, melainkan setelah rapat berlangsung.
“Intinya, mereka tidak mengungkapkan ketidaksetujuan mereka selama rapat, sehingga ketika kesepakatan sudah tercapai, tiba-tiba mereka memiliki pandangan yang berbeda,” ungkap Andry Mahyar.
Permasalahkan Tunggak Gaji
Namun, menurut Andry, dua pemain tersebut malah memperkarakan hal itu. Saat ini National Dispute Resolution Chamber (NDRC) atau badan penyelesaian sengketa nasional, telah menangani perkara ini.
Tuntutannya, PSMS Medan harus membayarkan gaji dua pemain itu hingga akhir masa kontrak.
“Ada dua mantan pemain yang mengajukan tuntutan yang berbeda, dan saat ini perkara mereka masih berada di NDRC.
“Maaf, yang mereka minta tidak melebihi jumlah Rp 100 juta,” katanya.
Baca juga: Sada Sumut FC Launching Jersey Terbaru dan Termegah dari Bocorocco dan Metro Department Store
Menurutnya, tuntutan mantan pemain yang saat ini ditangani NDRC itu merupakan suatu hal yang irasional.
Alasannya, pemain tersebut masih meminta pembayaran gaji hingga kontrak usai pada saat force majeure yang membuat Liga 2 terhenti.
“Mereka menginginkan agar pembayaran gaji mereka selesai hingga akhir musim, yang pada pandangan kami tidak rasional karena situasi force majeure yang menghentikan Liga.
“Namun, jika PSMS terhenti dalam tengah jalan dan masih ada sisa kontrak yang harus dibayarkan, maka kewajiban tersebut akan terpenuhi.
“Terlebih lagi, pada saat itu kami merupakan salah satu tim yang mendukung agar Liga 2 berlanjut, dan tentu saja, kami merasa bertanggung jawab atas hal itu. Namun, sayangnya, Liga 2 terhenti.
“Kecuali kalau misalnya langkah kita terhenti di Liga 2, mereka (pemain) tidak mau renegosiasi kontrak, kita harus selesaikan seluruh gajinya,” jelas Andry Mahyar lagi.
Sudah Bermain di Liga 1
Yang menarik kata Andry Mahyar, satu dari dua pemain yang menuntut gaji hingga akhir musim langsung memperkuat klub Liga 1 pasca Liga 2 terhenti. Menurutnya, hal itu membuat pemain tersebut tidak mendapatkan haknya lagi di PSMS.
“Salah satu pemain yang menuntut itu sudah langsung main di klub Liga 1, secara statuta pemain itu tidak mendapatkan haknya lagi,” kata dia.
Andry Mahyar menegaskan, jika nanti keputusan NDRC merugikan manajemen PSMS Medan, pihaknya akan melakukan upaya hukum.
“Jadi kalau keputusan NDRC nanti merugikan kita, akan ada upaya hukum dari manajemen PSMS Medan,” pungkasnya.