MAHASISWA Sekolah Tinggi Ilmu Olahraga (STOK) Bina Guna Medan raih medali di ajang ASEAN Para Games 2022 yang berlangsung di Solo. Raihan tersebut dengan 4 emas, 4 perak dan 3 perunggu.
Ketua STOK Bina Guna dr Hj Liliana Puspa Sari S.Pd. M.Kes mengapresiasi prestasi spektakuler mahasiswanya menyumbangkan medali bagi kontingen Indonesia di pentas ASEAN Para Games yang saat ini berlangsung di Solo.
“Capaian para atlet ini kiranya tidak sekadar membahagiakan atau membanggakan kami keluarga besar STOK Binaguna, tetapi juga kita semua masyarakat Sumatera Utara,” ujarnya.
Hingga saat ini mahasiswa STOK Bina Guna yang tergabung dalam kontingen Indonesia sudah menyumbangkan 4 medali emas, 4 perak dan 3 perunggu.
Medali emas dipersembahkan Nur Ferry Pradana (mahasiswa PJKR 2020) dari nomor lari 100m T47 dan 200m T47, Riadi Saputra (mahasiswa IKOR 2020) cakram putra F55 dan Syahrul Sulaiman (Mahasiswa IKOR 2021) Para Judo.
Sementara perak disumbangkan Riadi Saputra Lempar Lembing F55, Muammar Habibila (mahasiswa IKOR 2020) lari 100m T13, M Habibila (Mahasiswa IKOR 2020) 200m T13 dan Siti Nurmansyah (Mahasiswa PJKR) lempar lembing putri F13.
Sementara perunggu via Nina Gusmita (mahasiswi IKOR 2020) T54, dan Alan Sastra Ginting (Mahasiswa PJKR 2020) tolak peluru F57.

Lili Dukung Langsung Mahasiswanya di ASEAN Para Games Solo
Liliana yang juga Ketua Umum Pengprov Federasi Olahraga Petanque Indonesia (FOPI) Sumut ini menjelaskan, prestasi mahasiswanya di pesta olahraga difabel Asia Tenggara ini sungguh membanggakan.
Wanita yang akrab disapa Lili itu berharap, sumbangsih para atlet mahasiswa STOK Bina Guna ini masih akan bertambah, karena masih ada atlet yang masih memiliki nomor pertandingan.
“Kita berharap, atlet-atlet mahasiswa STOK Bina Guna terus memberi kontribusi medali guna mendukung tekad dan keinginan kontingen Indonesia tampil sebagai juara umum,” ujarnya.
Lili membenarkan, STOK Bina Guna yang dipimpinnya, selain terbuka bagi masyarakat umum, juga memberi kesempatan kepada insan olahraga (atlet maupun pelatih) termasuk yang difabel untuk menuntut ilmu.
“Kami ingin para atlet tidak saja berprestasi di olahraga yang digelutinya, tetapi juga tidak tertinggal dalam dunia pendidikan,” ujarnya.
Terkhusus bagi mahasiswa penyandang difabel, STOK Binaguna pihaknya bahkan memberi fasilitas khusus untuk menimba ilmu di lembaga pendidikan yang memiliki dua program studi ini, yakni Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (PJKR) dan Ilmu Keolahragaan (IKOR).
“Bagi kami, meski penyandang difabel memiliki keterbatasan, tetapi mereka juga punyak hak yang sama untuk berprestasi di bidang apa saja, termasuk olahraga dan pendidikan,” tambahnya.
Guna lebih memotivasi atlet mahasiswa yang bertanding di ASEAN Para Games, Liliana juga akan bertolak mendampingi para atlet ke Solo.
“Saya juga berencana menyaksikan mereka berlomba langsung di Solo sebagai apresiasi atas perjuangan mereka,” pungkas Lili.***