Kepindahan Hillary Brigitta Lasut ke Partai Demokrat membuat Partai NasDem merasa terkejut dengan berita yang telah menyebar tersebut.
INCEK.ID – Hillary Brigitta Lasut tidak lagi bergabung dengan Partai NasDem pada tahun 2024. Politisi muda ini telah memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai calon legislatif (caleg) dari Partai Demokrat.
Keputusan ini mengakibatkan kejutan bagi Partai NasDem, mengingat bahwa Hillary sebelumnya adalah anggota termuda DPR RI yang berhasil terpilih melalui Fraksi NasDem.
Saat ini, Hillary telah bergabung dengan DCS (Daerah Pemilihan) Partai Demokrat di Sulawesi Utara, seperti yang terlihat dalam laman KPU pada Senin (21/8/2023).
Hillary Brigitta Lasut akan mengemban nomor urut 1 dalam Dapil Sulawesi Utara. Ia juga tercatat sebagai penduduk Kepulauan Talaud.
Baca juga: Polisi Tangkap Penjual Jenglot Seharga Belasan Juta, Berkedok Penipuan Ritual
Partai Demokrat pun memberikan tanggapannya terkait hal tersebut. Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief, menyatakan bahwa langkah Hillary untuk maju sebagai caleg dari Partai Demokrat adalah wajar.
“Ini wajar, karena ayahnya merupakan Ketua Partai Demokrat Sulawesi Utara,” ujar Andi Arief ketika dimintai konfirmasi.
Baca juga:
– PSP Foundation dan Warga Keramat Gajah Semarakkan HUT Ke-78 RI Seminggu Penuh
– AHY Kritik Pemerintah: Sudah Tahu Utang Banyak, Malah Bangun Mega Proyek
Partai NasDem Merasa Kaget
Partai NasDem mengungkapkan rasa kagetnya terhadap informasi tentang pindahnya Hillary Brigitta Lasut ke Partai Demokrat dan mencaleg dari partai tersebut. Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali, mengaku merasa terkejut dengan berita yang telah menyebar tersebut.
“Berita itu juga membuat saya kaget, karena menurut pengetahuan saya, Hillary saat ini masih menjadi anggota DPR RI dari Partai NasDem dan masih aktif. Di sisi lain, persyaratan untuk menjadi calon legislatif adalah menjadi anggota partai politik (parpol) yang mendaftar untuk mencalonkan seseorang,” kata Ahmad Ali, Senin (21/8/2023) melansir detik.com.
Ali menduga bahwa Hillary mungkin memiliki dua Kartu Tanda Anggota (KTA) dari partai politik yang berbeda. Ia menegaskan bahwa Partai NasDem akan menghargai keputusan Hillary Brigitta Lasut jika ia ingin berpindah partai, tetapi hal ini harus dilakukan sesuai dengan mekanisme yang berlaku.
“Jika saat ini Hillary adalah Anggota DPR RI dari Partai NasDem, maka seharusnya ia juga memiliki KTA Partai NasDem. Dengan kata lain, Hillary mungkin memiliki dua KTA saat ini. Saya tidak tahu bagaimana hal ini bisa terjadi,” ujar Ali.
“Hillary tidak pernah mengajukan pengunduran diri, namun tiba-tiba ia beralih ke Partai Demokrat. Kita menghargai jika seseorang ingin mencalonkan diri sebagai caleg di partai lain, tetapi seharusnya ada langkah yang benar dalam hal ini, seperti mengajukan pengunduran diri terlebih dahulu,” tambahnya.
Ahmad Ali menyatakan bahwa Partai NasDem meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mencabut status calon legislatif (caleg) Hillary Lasut yang terdaftar sebagai caleg dari Partai Demokrat, karena tidak pernah ada komunikasi atau pemberitahuan resmi.
Baca juga: Surya Palo Minta Jaga Harmonisasi dan Positive Thingking Hadapi Kontestasi Pemilu 2024
“Kami belum pernah mendapat komunikasi dari Hillary mengenai ini. KPU seharusnya mencabut statusnya sebagai caleg, dan seharusnya KPU melakukan TMS (Tanda Melapor Saksi) terhadap yang bersangkutan,” ujar Ali.
Ali menduga bahwa Hillary mungkin memiliki dua Kartu Tanda Anggota (KTA) dari dua partai berbeda, yang memungkinkannya terdaftar sebagai calon legislatif (caleg) di Partai Demokrat. Ali menyoroti masalah integritas yang seharusnya dimiliki oleh seorang kader partai.
“Secara aturan seseorang tidak dapat memiliki dua KTA dari dua partai yang berbeda. Di sini, kita berbicara tentang integritas. Jika seseorang memutuskan untuk pindah ke partai lain dengan pertimbangan tertentu, itu adalah haknya. Pada sisi lain, ia seharusnya melepaskan fasilitas yang dimilikinya dari partai sebelumnya. Saya meminta kepada KPU untuk melakukan TMS terhadap hal ini,” ungkapnya.
Hillary Anggap NasDem Pura-pura
Hillary Brigitta Lasut memberikan tanggapannya terhadap reaksi Partai NasDem yang terkejut atas informasi tentangnya ke Demokrat dan maju sebagai calon legislatif. Ia berpendapat bahwa reaksi yang terlihat seperti pura-pura kaget merupakan hal yang umum dalam dunia politik.
“Seakan-akan pura-pura kaget adalah sesuatu yang umum terjadi dalam dunia politik. Sejak 27 Juni, saya sudah menerima surat yang berisi hal-hal aneh yang membuat saya merasa tidak memiliki banyak pilihan,” ungkap Hillary melansir dari detikcom, Senin (21/8/2023).
Hillary kemudian menunjukkan sebuah surat dari Fraksi NasDem yang berisi informasi mengenai pencabutan penempatan dirinya dari alat kelengkapan dewan di DPR RI.
Baca juga: Desakan Soal Cawapres Anies, Begini Jawaban Surya Paloh
Dalam konteks surat tersebut, Hillary menyatakan bahwa dinamika internal dalam partai politik adalah hal yang biasa terjadi. Ia menambahkan bahwa dalam politik, ia merasa perlu untuk menjaga dirinya sendiri dan mengambil langkah-langkah yang dianggap tepat, sebagai tindakan kedewasaan dalam berpolitik.
“Dinamika internal adalah hal yang umum terjadi dalam politik. Saya perlu menerima situasi tersebut dan juga menjaga diri saya sendiri sebagai bentuk kedewasaan dalam berpolitik,” ungkap Hillary.
Hillary menilai pernyataan Ahmad Ali yang mendesak KPU untuk menggugurkan status calon legislatifnya tidak relevan. Hillary mengklaim bahwa ia memiliki bukti yang menunjukkan bahwa Partai NasDem telah mencabut penempatan tugasnya dari alat kelengkapan dewan.
“Saya memiliki bukti yang saya berikan kepada KPU bahwa Partai NasDem telah mencabut penempatan tugas saya. Bukti ini dikirim kepada semua pihak, termasuk sekretariat, komisi, Alat Kelengkapan Dewan (AKD), dan lain-lain, hingga ke Ketua DPR RI,” kata Hillary.
“Saya melihat pernyataan Ahmad Ali sangat tidak relevan, namun tampaknya ini adalah sikap yang dia tunjukkan terhadap saya. Tidak sekalipun ketika saya menjadi sorotan publik, beliau tidak pernah absen dalam menyerang,” tambahnya.
Hillary Lasut Cerita Tak Bisa Beraktivitas
Selain mencabut penempatan tugasnya dari Fraksi NasDem di DPR RI, Hillary Lasut juga mengakui bahwa ia tidak dapat menjalankan aktivitas normalnya di DPR. Ia menyatakan tidak mendapat izin untuk melakukan kunjungan kerja (kunker) serta tidak menerima undangan untuk hadir dalam sidang tahunan MPR.
“Saya juga tidak diizinkan untuk melakukan kunjungan kerja, bahkan saya tidak menerima undangan untuk hadir dalam sidang tahunan MPR. Jadi, jika kita melihat situasinya, rasa kaget seharusnya tidak relevan,” ujar Hillary.
Hillary menyatakan bahwa ia sangat menghormati Surya Paloh, Ketua Umum Partai NasDem, dalam perjalanan kariernya di dunia politik. Namun, ia juga mengakui bahwa adanya dinamika internal yang membuatnya merasa tidak memiliki pilihan lain kecuali beralih ke partai lain.
“Iya, memang begitu pengalaman saya dengan Pak Ahmad Ali. Beliau selalu merespons setiap perbincangan tentang saya dengan serangan. Tetapi Pak Surya dan Prananda memiliki sikap yang berbeda dan tidak seperti Ahmad Ali. Saya sangat menghormati dan merasa simpati terhadap Pak Surya Paloh. Namun, memang dinamika internal di bawah kepemimpinan tingkat atas sangat intens, dan saya rasa ini adalah hal yang biasa terjadi di dunia politik,” ungkapnya.
Hillary mengakui bahwa ia telah mengajukan gugatan ke Mahkamah Partai terkait situasi ini. Namun, ia juga mengindikasikan bahwa sebagian anggota partai tidak memiliki pandangan yang simpatik terhadapnya.
“Jadi pertanyaannya adalah, siapa yang harus bertanggung jawab terhadap integritas. Ada beberapa senior di partai yang membuat situasi sulit bagi saya untuk mendapatkan penilaian yang positif di kalangan NasDem. Meskipun saya memiliki banyak penghargaan terhadap Surya Paloh, anak buah beliau mungkin memiliki pandangan yang kurang positif terhadap saya. Saya perlu menerimanya. Semua dinamika semacam ini adalah hal yang lazim dalam politik,” jelasnya.