RIBUAN ternak di Sumatera Utara terdeteksi terjangkit penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Namun, pemerintah provinsi ini mengklaim situasi tersebut masih terkendali.
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengatakan, dari total 4.002 ekor hewan ternak tersebut, sebanyak 70 ekor dalam perawatan dan proses penyembuhan dari PMK.
“Sudah 4 ribu domba, sapi, kerbau dan kambing. Sekarang tinggal 70 (ekor) sapi dan kambing yang terkontaminasi PMK dan itu diisolasi,” kata Edy kepada wartawan, Rabu (8/6/2022).
Edy menjelaskan untuk hewan ternak mati kuat dugaan terjangkit PMK sangat kecil dengan jumlah kematian hewan ternak sebanyak 10 ekor. Ia pun mengimbau masyarakat tidak perlu panik.
“Hanya 10 ekor mati dari sekian banyak binatang yang terpapar itu mati. Yang mati, belum tentu terpapar PMK. Tidak perlu panik, karena obat-obatan sudah kami siapkan,” jelas Edy.
Ribuan Hewan Ternak Terjangkit PMK Jelang Idul Adha
Edy mengungkapkan menjelang Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah tidak perlu khawatir dengan PMK yang menjangkiti ribuan Hewan ternak tersebut.
Mantan Pangdam I/BB itu memastikan seluruh hewan kurban akan mendapat pengawasan secara ketat oleh Tim Terpadu Pengendalian PMK Sumut.
“Tidak ada masalah dan terkendali, yang pertama. Kedua, nanti kesehatan dan tim semua ikut menanganinya,” jelasnya.
Mantan Pangkostrad itu, mengungkapkan penyembelihan hewan kurban akan mendapatkan persyaratan wajib dengan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH). Masing-masing kabupaten/kota yang memiliki peternakan akan mengeluarkan surat tersebut.
“Binatang yang di kurbankan, ada persyaratan wajib yang dikeluarkan tim surat bahwa binatang itu sehat,” sebut Edy.
Ia mengatakan tim terpadu juga melakukan pengawasan aktivitas pengiriman hewan ternak di perbatasan Kabupaten/Kota dan perbatasan antar Provinsi Sumut.
“Ketiga, ada tim terpadu untuk itu semua di perbatasan. Baik itu, antar Kabupaten dan antar Provinsi. Tidak bisa binatang keluar masuk tanpa izin tim terpadu. Tidak perlu bimbang dan tak perlu khawatir,” pungkas Edy.***